Minggu, 18 Februari 2018

Makalah Tentang Asam Basa

MAKALAH
ASAM BASA


 










Di susun Oleh :
Ilastri
Npm : 170310021






PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS RATU SAMBAN ARGA MAKMUR
BENGKULU UTARA
2018



                                                               KATA PENGANTAR


Puji Syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat Beliau saya dapat menyusun makalah ini dengan tepat waktu.
Makalah ini Penulis buat agar  mahasiswa lebih paham tentang Asam Basa. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pembaca khususnya para mahasiswa. Penulis Menyadari  makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu kepada guru pembimbing, Penulis  meminta masukannya demi perbaikan pembuatan makalah penulis di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari pembaca.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu memberikan pengarahan kepada saya, dalam menyusun makalah ini.



Penyusun,



Ilastri






DAFTAR ISI 


HALAMAN JUDUL..................................................................................................................      i
KATA PENGANTAR................................................................................................................     ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................................    iii

BAB I   PENDAHULUAN
1.1...... Latar Belakang.....................................................................................................     1
1.2...... Tujuan..................................................................................................................     2
1.3...... Rumusan Masalah ...............................................................................................     2


BAB II LANDASAN TEORI
2.1..... Pengertian Asam Basa.........................................................................................     3
2.2..... Teori Asam Basa..................................................................................................     3
2.3..... Reaksi-reaksi Asam Basa.....................................................................................   12
2.4..... Sifat-sifat Asam Basa..........................................................................................   14
2.5..... Jenis-jenis Asam Basa..........................................................................................   15
2.6..... Indikator Asam Basa...........................................................................................   17
2.7..... Aplikasi Asam Basa.............................................................................................   18

BAB III PENUTUP
3.1..... Kesimpulan..........................................................................................................   20
3.2..... Kritik dan saran...................................................................................................   20


DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................   21










 BAB I
PENDAHULUAN


1.1. Latar Belakang
Senyawa asam dan basa sering ditemukan dan berperan penting dalam kehidupan sehari-hari. Contoh bahan yang bersifat asam yaitu pada buahan-buahan misalnya lemon dan jeruk. Sedangkan contoh bahan yang bersifat basa yaitu sabun dan deterjen. Untuk menjelaskan mengenai senyawa asam dan basa, terdapat beberapa teori asam basa, diantaranya yaitu teori Arrhenius, teori Bronsted-Lowry, teori asam basa Lewis, dan teori Lux-Flood.

Terdapat beberapa cara yang dapat digunakan untuk membedakan antara senyawa asam dan basa, misalnya dengan menggunakan indikator lakmus. Senyawa asam dapat mengubah lakmus biru menjadi berwarna merah, sebaliknya senyawa basa dapat mengubah lakmus merah menjadi berwarna biru. Selain itu, untuk membedakan apakah suatu senyawa bersifat asam atau basa dapat juga menggunakan indikator phenolphthalein. Jika setelah penambahan phenolphthalein warna larutan berubah menjadi merah muda atau pink, maka larutan tersebut bersifat basa. Senyawa asam dan basa masing-masing memiliki sifat spesifik yang dapat membedakannya satu sama lain, misalnya dengan rasanya. Senyawa asam cenderung memiliki rasa masam, sedangkan senyawa basa memiliki rasa agak pahit. Perbedaan lain yang dapat membedakan kedua senyawa ini yaitu kemampuannya melarutkan zat lain. Senyawa asam bersifat korosif sehingga dapat melarutkan beberapa logam aktif, sedangkan senyawa basa dapat melarutkan lemak. Oleh karena itu, abu gosok yang bersifat basa dapat digunakan untuk mencuci sisa lemak yang ada di piring.

Senyawa asam dan basa juga dapat digolongkan lebih lanjut berdasarkan sifat keras dan lunaknya. Penggolongan ini didasarkan pada ligan dan ion logamnya. Ligan (anion) keras dan lunak digolongkan berdasarkan polarisabilitas anion, yaitu kemampuan suatu anion untuk mengalami polarisasi akibat medan listrik yang berasal dari ion logam (kation). Sedangkan ion logam (kation) keras dan lunak digolongkan berdasarkan polarisabilitas kation, yaitu kemampuan suatu kation untuk mempolarisasi suatu anion dalam suatu ikatan. Penggolongan ini penting dilakukan untuk memudahkan pemahaman mengenai pengertian dari suatu asam atau basa yang keras dan lunak. Pemahaman sifat asam basa yang keras dan lunak juga dibutuhkan untuk mengetahui interaksi yang terjadi diantara asam basa tersebut, apakah interaksi yang bersifat ionik atau interaksi yang bersifat kovalen. Oleh karena itu maka dibuat makalah ini sebagai tugas dalam mata kuliah Kimia Anorganik II agar mahasiswa lebih mampu memahami segala aspek yang berkaitan dengan teori asam basa.


1.2.  Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk memenuhi nilai tugas mata kuliah Kimia Kimia Dasar.
2. Untuk mengetahui berbagai teori asam basa.
3. Mengetahui dan memahami materi mengenai asam dan basa.

1.3.  Rumusan Masalah

 Adapun rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini adalah :
1. Apa definisi dari asam dan basa?
2. Bagaimana memberi nama pada basa ?
3. Bagaimana mengidentifikasi asam basa ?
4. Apa sajakah teori- teori yang menjelaskan tentang asam dan basa?

























BAB II
PEMBAHASAN


2.1.   Pengertian Asam dan Basa

Sekitar tahun 1800, banyak kimiawan Prancis termasuk Antoine Lavoisier secara keliru berkeyakinan bahwa semua asam mengandung oksigen. Lavoisier mendefinisikan asam sebagai zat mengandung oksigen karena pengetahuannya akan asam kuat hanya terbatas pada asam-asam okso dan karena is tidak mengetahui komposisi sesungguhnya dari asamasam halida, HCI, HBr, dan HI.

Lavoisier-lah yang memberi nama oksigen dari dua kata bahasa Yunani yaitu oxus (asam) dan gennan (menghasilkan) yang berarti “penghasil/pembentuk asam”. Setelah unsur klorin, bromin, dan iodin teridentifikasi dan ketiadaan oksigen dalam asam – asam halida ditemukan oleh Sir Humphry Davy pada tahun 1810, definisi oleh Lavoisier tersebut kemudian ditinggalkan. Kimiawan Inggris pada waktu itu, termasuk Humphry Davy berkeyakinan bahwa semua asam mengandung hidrogen. Setelah itu pada tahun 1884, ahli kimia Swedia yang bernama Svante August Arrhenius dengan menggunakan landasan ini, mengemukakan teori ion dan kemudian merumuskan pengertian asam. Basa dapat dikatakan sebagai lawan dari asam. Jika asam dicampur dengan basa, maka kedua zat itu saling menetralkan sehingga sifat asam dan basa dihilangkan.

Istilah asam berasal dari bahasa Latin “Acetum” yang berarti cuka, karena diketahui zat utama dalam cuka adalah asam asetat. yaitu zat yang berasa masam.
Basa (alkali) berasal dari bahasa arab yang berarti abu. Secara umum basa yaitu zat yang berasa pahit dan bersifat kaustik. Definisi umum dari basa adalah senyawa kimia yang menyerap ion hydronium ketika dilarutkan dalam air. Basa adalah lawan dari asam, yaitu ditujukan untuk unsur/senyawa kimia yang memiliki  pH lebih dari 7. Kostik merupakan istilah yang digunakan untuk basa kuat. Basa dapat dibagi menjadi basa kuat dan basa lemah. Kekuatan basa sangat tergantung pada kemampuan basa tersebut melepaskan ion OH dalam larutan dan konsentrasi larutan basa tersebut.


2.2.   Teori Asam Basa
2.2.1.  Teori Asam Basa Arrhenius (Svante August Arrhenius)
Teori asam basa Arrhenius didasarkan pada pembentukan ion dan pada larutan berair (aqueous solution).
   Asam adalah spesies yang menghasilkan ion H+ atau H3O+ dalam larutan berair.
contoh: HCl, H2SO4, H2CO3, H3PO4,HCN, HNO3
HCl + H2O    H+ Cl- + H2O
  Basa adalah  spesies yang menghasilkan ion OH- dalam larutan berair.
contoh: NaOH, KOH, Ba(OH)2, Ca(OH)2
NH3 + H2O    NH4+ + OH-
Secara umum :
Asam + Basa    Garam + Air

Konsep asam basa Arrhenius terbatas hanya pada larutan air, sehingga tidak dapat diterapkan pada larutan non-air, fasa gas dan fasa padatan dimana tidak ada H+ dan OH-.

Keunggulan atau kelebihan dari teori asam basa Arrhenius yaitu mampu menyempurnakan teori asam yang dikemukakan oleh Justus Von Liebig. Liebig menyatakan bahwa setiap asam memiliki hidrogen (asam berbasis hidrogen). Pernyataan ini tidak tepat, sebab basa juga memiliki hidrogen.

Sedangkan kekurangan atau kelemahan dari teori asam basa Arrhenius yaitu:
  Teori asam basa Arrhenius terbatas dalam pelarut air, namun tidak dapat menjelaskan reaksi asam-basa dalam pelarut lain atau bahkan reaksi tanpa pelarut.
  Teori asam basa Arrhenius hanya terbatas sifat asam dan basa pada molekul, belum mampu menjelaskan sifat asam dan basa ion seperti kation dan anion.
  Tidak menjelaskan mengapa beberapa senyawa, yang mengandung hidrogen dengan bilangan oksidasi +1 (seperti HCl) larut dalam air untuk membentuk larutan asam, sedangkan yang lain seperti CH4 tidak.
  Tidak dapat menjelaskan mengapa senyawa yang tidak memiliki OH-, seperti Na2CO3 memiliki karakteristik seperti basa.
Asam dan basa dapat dikelompokan menjadi asam basa monovalen dan asam basa polivalen. Asam basa monovalen yaitu senyawa yang valensi asam atau basa adalah satu.
1.       Asam Lemah Monovalen
Contohnya : Asam Asetat
Ch3cooh  H+ + Ch3coo-

2.     Basa Lemah Monovalen
Contohnya : Natrium Hidroksida
Nh4oh  Nh4+ Oh-

Sedangkan asam basa polivalen yaitu senyawa yang valensi asam atau basa adalah lebih dari satu. Asam dan basa polivalen mengion secara bertahap dan tiap tahap memiliki nilai tetapan kesetimbangan sendiri.
Contohnya : Asam sulfat
H2SO4  H+  + HSO4-

HSO4-  H+  + SO42-

Pasangan asam-basa konjugasi secara singkat yaitu asam makin lemah, basa konjugasinya makin kuat.
Ka x Kb = Kw


2.2.2.  Teori Asam Basa Brønsted-Lowry (Bronsted dan Lowry)

Teori asam basa Brønsted-Lowry didasarkan pada transfer proton.
         Asam adalah spesies pemberi (donor) proton.
         Basa adalah spesies penerima (akseptor) proton.
Amfiprotik/ Amfoter: bisa bersifat asam atau basa
Contoh : H2O, NH3, HCH3COO, H2PO4-

HCl  +  H2O  H3O+ + Cl-
Asam    basa

H2O  +  NH3  NH4+ + OH-
Asam    basa

Reaksi asam basa akan menyebabkan reaksi perpindahan proton dari asam ke basa dan membentuk asam dan basa konjugasi.
  Asam kuat: basa konjugasi lemah
  Basa kuat: asam konjugasi lemah
HCl  +  H2O    H3O+  +  Cl-
Asam1  basa1    asam2     basa2

Asam konjugasi memiliki atom H lebih banyak  daripada basa konjugasinya sedangkan basa konjugasi memiliki muatan negatif lebih banyak daripada asam konjugasinya. Semua asam basa Arrhenius adalah asam basa bronsted lowry

H2PO4-                          HPO42-
asam konjugasi             basa konjugasi

Berdasarkan teori ini, reaksi antara gas HCl dan NH3 dapat dijelaskan sebagai reaksi asam basa, yaitu:
HCl(g) + NH3(g) →NH4Cl(s)
2.2.5.   Asam Basa Keras dan Lunak (Konsep HSAB)
Asam basa Lewis diklasifikasikan menurut sifat keras dan lunaknya. Logam dan ligan dikelompokkan menurut sifat keras dan lunaknya berdasarkan pada polarisabilitas unsur yang pada akhirnya dikemukakanlah suatu prinsip yang disebut Hard and Soft Acid Base (HSAB). R.G Pearson awal tahun 1960 mengusulkan bahwa asam basa lewis dapat diklasifikasikan sebagai asam basa lunak (soft) atau keras (hard). Asam basa lunak adalah asam basa yang elektron-elektron valensinya mudah terpolarisasi atau terlepaskan, sedangkan asam basa keras adalah asam basa yang tidak mempunyai elektron valensi atau yang elektron atau elektron valensinya sukar terpolarisasi. Dengan kata lain asam basa lunak mempunyai sifat terpolarisasi tinggi dan asam basa keras mempunyai sifat terpolarisasi rendah. Konsep ini kemudian dikenal dengan nama HSAB yang singkatan dari “hard soft acids and base” (asam basa keras lemah) atau yang biasa dikenal sebagai asam basa pearson.
Ligan-ligan dengan atom yang sangat elektronegatif dan memiliki ukuran kecil merupakan basa keras (misalnya : OH-, F-), sebaliknya ligan-ligan dengan atom yang elektron terluarnya mudah terpolarisasi akibat pengaruh ion dari luar merupakan basa lemah (misalnya : S2O32-, I-). Sedangkan ion-ion logam yang berukuran kecil, bermuatan positif besar, elektron terluar tidak mudah dipengaruhi oleh ion lain dari luar, dikelompokkan ke dalam asam keras (contohnya : H+, Si4+), sebaliknya ion-ion logam yang berukuran besar, bermuatan kecil atau nol, elektron terluarnya mudah dipengaruhi oleh ion lain, dikelompokkan ke dalam asam lemah (contohnya : Ag+, Cd2+). Selain dari asam basa keras dan lunak, terdapat juga ligan dan ion logam yang tidak termasuk pada golongan keras ataupun lunak, yaitu golongan intermediet. Di bawah ini adalah tabel ligan dan ion logam yang tergolong asam basa keras, lunak, dan intermediet.

Tabel 2.1 Tabel Klasifikasi Asam Keras, Lunak, dan Intermediet

Asam Keras
Asam Lunak
Intermediet
Li+, Na+, K+, Rb+
Tl+, Cu+, Ag+, Au+
Be2+, Mg2+, Ca2+, Sr2+, Sn2+, Mn2+, Zn2+
Hg2+, Cd2+, Pd2+, Pt2+
Pb2+, Fe2+, Co2+, Ni2+, Cu2+, Os2+
Al3+, Ga3+, In3+, Sc3+, Cr3+, Fe3+, Co3+, Y3+
Tl3+
Ru3+, Rh3+, Ir3+
Th4+, Pu4+, Ti4+, Zr4+
[VO]2+, [VO2]+


Tabel 2.1 Tabel Klasifikasi Basa Keras, Lunak, dan Intermediet
                       
Basa Keras
Basa Lunak
Intermediet
F-, Cl-            
I-, H-, R-
              Br-
[OH]-, [RO]-, [RCO2]-, [CO3]2-, [NO3]-, [PO4]3-, [SO4]2-, [ClO4]-
     [CN]-, [RS]-, [SCN]-  
[N3]-, [NO2]-, [SO3]2-
H2O, ROH, R2O, NH3, RNH2
CO, RNC, RSH, R2S, R3P, R3As, R3Sb
C6H5NH2

a. Syarat-Syarat Asam-Basa Keras (Hard):
a)    Jari-jari atom kecil
b)   Bilangan oksidasinya tinggi
c)    Polaritasnya rendah
d)   Elektronegatifitasnya tinggi

b. Syarat-Syarat Asam-Basa Lunak (Soft) :
a)    Jari-jari atom
b)   Bilangan oksidasinya rendah
c)    Polaritasnya tinggi
d)    Ekektronegatifitasnya rendah
Jadi dari keterangan di atas dapat disimpulkan
1.    Asam keras cenderung berikatan dengan basa keras
2.    Asam lunak cenderung berikatan dengan basa lunak
3.    Interaksi asam-basa keras cenderung bersifat elektrostatik
4.    Interaksi asam-basa lunak cenderung bersifat kovalen

c.  Interaksi Asam Basa Keras dan Lunak
Berdasarkan prinsip HSAB, asam keras cenderung lebih suka untuk berkoordinasi dengan basa keras, dan demikian juga halnya dengan asam lunak yang cenderung lebih suka berkoordinasi dengan basa lunak. Asam keras dan basa keras cenderung mempunyai atom yang kecil, oksidasi tinggi, kepolaran rendah, dan keelektronegatifan tinggi. Sedangkan asam dan basa lunak cenderung mempunyai atom yang besar, tingkat oksidasi rendah, dan elektronegatifan rendah. Interaksi antara asam keras dan basa keras disebut dengan interaksi ionik, sedangkan interaksi antara asam lemah dan basa lemah lebih bersifat kovalen. Contohnya antara Cr3+ dan OH-. Cr3+ merupakan asam kuat dan OH- merupakan basa kuat, sehinnga kedua asam basa ini akan berinteraksi secara kuat melalui pembentukan ikatan koordinasi karena pasangan elektron bebas unsur O pada OH- akan menempati orbital kosong yang ada di Cr3+.
BAB III
 PENUTUP


A.          Kesimpulan
Dari pembahasan atas dapat disimpulkan Lavoisier mendefinisikan asam sebagai zat mengandung oksigen karena pengetahuannya akan asam kuat hanya terbatas pada asam-asam okso dan karena is tidak mengetahui komposisi sesungguhnya dari asamasam halida, HCI, HBr, dan HI.

Basa dapat dikatakan sebagai lawan dari asam. Jika asam dicampur dengan basa, maka kedua zat itu saling menetralkan sehingga sifat asam dan basa dihilangkan.

B.           Kritik Dan Saran
 Didalam penulisan makalah ini, penulis menyadari selaku manusia biasa yang tak luput dari lupa dan salah, maka dari itu penulis sangat mengharapkan Kritikan maupun Saran dari Dosen, teman-teman Mahasiswa, atau siapa saja yang membaca makalah ini. Dari itu kurang maupun lebihnya penulis mengucapkan banyak terima kasih.
















DAFTAR PUSTAKA

Chang, Raymond. 2003. Kimia Dasar Jilid 1. Jakarta : Erlangga.

Cotton F.A dan G. Wilkinson. 1989. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta: UI-Press.

Huheey, J.E., Keiter, E.A., and Keiter, R.L. 1993. Inorganic Chemistry. New York. HarperCollins College Publisher.

Petrucci, Ralph. H.1985. Kimia Dasar Jilid 1. Jakarta : Erlangga.

Anonim. 2013. Materi Kimia Kelas X  Asam Basa. http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-smk/kelas_x/asam-basa/ pada tanggal 3 Mei 2015 pukul 13.00.

Anonim. 2013.http://santrinitas.wordpress.com. Di akses pada 3 Mei 2015 pukul 13.00.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar