MAKALAH
ASAM
BASA
Di
susun Oleh :
Ilastri
Npm
: 170310021
PROGRAM STUDI
AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS RATU
SAMBAN ARGA MAKMUR
BENGKULU UTARA
2018
KATA
PENGANTAR
Puji Syukur kita panjatkan
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat Beliau saya
dapat menyusun makalah ini dengan tepat waktu.
Makalah ini Penulis buat agar mahasiswa lebih paham tentang Asam Basa. Semoga makalah
ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran bagi
pembaca khususnya para mahasiswa. Penulis Menyadari makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh
dari sempurna. Untuk itu kepada guru pembimbing, Penulis meminta masukannya demi perbaikan
pembuatan makalah penulis di masa yang
akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari pembaca.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak
yang telah membantu memberikan pengarahan kepada saya, dalam menyusun makalah ini.
Penyusun,
Ilastri
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL.................................................................................................................. i
KATA
PENGANTAR................................................................................................................ ii
DAFTAR
ISI............................................................................................................................... iii
BAB
I PENDAHULUAN
1.1...... Latar Belakang..................................................................................................... 1
1.2...... Tujuan.................................................................................................................. 2
1.3...... Rumusan Masalah ............................................................................................... 2
BAB
II LANDASAN TEORI
2.1..... Pengertian Asam Basa......................................................................................... 3
2.2..... Teori Asam Basa.................................................................................................. 3
2.3..... Reaksi-reaksi Asam Basa..................................................................................... 12
2.4..... Sifat-sifat Asam Basa.......................................................................................... 14
2.5..... Jenis-jenis Asam Basa.......................................................................................... 15
2.6..... Indikator Asam Basa........................................................................................... 17
2.7..... Aplikasi Asam Basa............................................................................................. 18
BAB
III PENUTUP
3.1..... Kesimpulan.......................................................................................................... 20
3.2..... Kritik dan saran................................................................................................... 20
DAFTAR
PUSTAKA................................................................................................................. 21
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Senyawa asam dan basa sering ditemukan dan berperan penting
dalam kehidupan sehari-hari. Contoh bahan yang bersifat asam yaitu pada
buahan-buahan misalnya lemon dan jeruk. Sedangkan contoh bahan yang bersifat
basa yaitu sabun dan deterjen. Untuk menjelaskan mengenai senyawa asam dan
basa, terdapat beberapa teori asam basa, diantaranya yaitu teori Arrhenius,
teori Bronsted-Lowry, teori asam basa Lewis, dan teori Lux-Flood.
Terdapat beberapa cara yang dapat digunakan untuk membedakan
antara senyawa asam dan basa, misalnya dengan menggunakan indikator lakmus.
Senyawa asam dapat mengubah lakmus biru menjadi berwarna merah, sebaliknya
senyawa basa dapat mengubah lakmus merah menjadi berwarna biru. Selain itu,
untuk membedakan apakah suatu senyawa bersifat asam atau basa dapat juga
menggunakan indikator phenolphthalein. Jika setelah penambahan phenolphthalein
warna larutan berubah menjadi merah muda atau pink, maka larutan tersebut
bersifat basa. Senyawa asam dan basa masing-masing memiliki sifat spesifik yang
dapat membedakannya satu sama lain, misalnya dengan rasanya. Senyawa asam
cenderung memiliki rasa masam, sedangkan senyawa basa memiliki rasa agak pahit.
Perbedaan lain yang dapat membedakan kedua senyawa ini yaitu kemampuannya
melarutkan zat lain. Senyawa asam bersifat korosif sehingga dapat melarutkan
beberapa logam aktif, sedangkan senyawa basa dapat melarutkan lemak. Oleh
karena itu, abu gosok yang bersifat basa dapat digunakan untuk mencuci sisa
lemak yang ada di piring.
Senyawa asam dan basa juga dapat digolongkan lebih lanjut
berdasarkan sifat keras dan lunaknya. Penggolongan ini didasarkan pada ligan
dan ion logamnya. Ligan (anion) keras dan lunak digolongkan berdasarkan
polarisabilitas anion, yaitu kemampuan suatu anion untuk mengalami polarisasi
akibat medan listrik yang berasal dari ion logam (kation). Sedangkan ion logam
(kation) keras dan lunak digolongkan berdasarkan polarisabilitas kation, yaitu
kemampuan suatu kation untuk mempolarisasi suatu anion dalam suatu ikatan.
Penggolongan ini penting dilakukan untuk memudahkan pemahaman mengenai
pengertian dari suatu asam atau basa yang keras dan lunak. Pemahaman sifat asam
basa yang keras dan lunak juga dibutuhkan untuk mengetahui interaksi yang
terjadi diantara asam basa tersebut, apakah interaksi yang bersifat ionik atau
interaksi yang bersifat kovalen. Oleh karena itu maka dibuat makalah ini
sebagai tugas dalam mata kuliah Kimia Anorganik II agar mahasiswa lebih mampu
memahami segala aspek yang berkaitan dengan teori asam basa.
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk memenuhi nilai tugas mata kuliah Kimia Kimia Dasar.
2. Untuk mengetahui berbagai teori asam basa.
3. Mengetahui dan memahami materi mengenai asam dan basa.
1.3. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah
ini adalah :
1. Apa definisi dari asam dan basa?
2. Bagaimana memberi nama pada basa ?
3. Bagaimana mengidentifikasi asam basa ?
4. Apa sajakah teori- teori yang menjelaskan tentang asam
dan basa?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Asam
dan Basa
Sekitar tahun 1800, banyak kimiawan Prancis termasuk Antoine
Lavoisier secara keliru berkeyakinan bahwa semua asam mengandung oksigen. Lavoisier
mendefinisikan asam sebagai zat mengandung oksigen karena pengetahuannya akan
asam kuat hanya terbatas pada asam-asam okso dan karena is tidak mengetahui
komposisi sesungguhnya dari asamasam halida, HCI, HBr, dan HI.
Lavoisier-lah yang memberi nama oksigen dari dua kata bahasa
Yunani yaitu oxus (asam) dan gennan (menghasilkan) yang berarti
“penghasil/pembentuk asam”. Setelah unsur klorin, bromin, dan iodin
teridentifikasi dan ketiadaan oksigen dalam asam – asam halida ditemukan oleh
Sir Humphry Davy pada tahun 1810, definisi oleh Lavoisier tersebut kemudian
ditinggalkan. Kimiawan Inggris pada waktu itu, termasuk Humphry Davy
berkeyakinan bahwa semua asam mengandung hidrogen. Setelah itu pada tahun 1884,
ahli kimia Swedia yang bernama Svante August Arrhenius dengan menggunakan
landasan ini, mengemukakan teori ion dan kemudian merumuskan pengertian asam.
Basa dapat dikatakan sebagai lawan dari asam. Jika asam dicampur dengan basa,
maka kedua zat itu saling menetralkan sehingga sifat asam dan basa dihilangkan.
Istilah asam berasal dari bahasa Latin “Acetum” yang berarti
cuka, karena diketahui zat utama dalam cuka adalah asam asetat. yaitu zat yang
berasa masam.
Basa (alkali) berasal dari bahasa arab yang berarti abu.
Secara umum basa yaitu zat yang berasa pahit dan bersifat kaustik. Definisi
umum dari basa adalah senyawa kimia yang menyerap ion hydronium ketika
dilarutkan dalam air. Basa adalah lawan dari asam, yaitu ditujukan untuk
unsur/senyawa kimia yang memiliki pH lebih dari 7. Kostik merupakan
istilah yang digunakan untuk basa kuat. Basa dapat dibagi menjadi basa kuat dan
basa lemah. Kekuatan basa sangat tergantung pada kemampuan basa tersebut
melepaskan ion OH dalam larutan dan konsentrasi larutan basa tersebut.
2.2. Teori Asam Basa
2.2.1. Teori Asam Basa Arrhenius (Svante August Arrhenius)
Teori asam basa Arrhenius didasarkan
pada pembentukan ion dan pada larutan berair (aqueous solution).
Asam adalah spesies yang menghasilkan ion H+
atau H3O+ dalam larutan berair.
contoh: HCl, H2SO4, H2CO3,
H3PO4,HCN, HNO3
HCl + H2O
H+ + Cl- + H2O
Basa adalah spesies yang menghasilkan ion
OH- dalam larutan berair.
contoh: NaOH, KOH, Ba(OH)2, Ca(OH)2
NH3 + H2O
NH4+ + OH-
Secara umum :
Asam + Basa Garam
+ Air
Konsep asam basa Arrhenius terbatas hanya pada larutan air,
sehingga tidak dapat diterapkan pada larutan non-air, fasa gas dan fasa padatan
dimana tidak ada H+ dan OH-.
Keunggulan atau kelebihan dari teori asam basa Arrhenius
yaitu mampu menyempurnakan teori asam yang dikemukakan oleh Justus Von Liebig.
Liebig menyatakan bahwa setiap asam memiliki hidrogen (asam berbasis hidrogen).
Pernyataan ini tidak tepat, sebab basa juga memiliki hidrogen.
Sedangkan kekurangan atau kelemahan
dari teori asam basa Arrhenius yaitu:
Teori asam basa Arrhenius terbatas dalam
pelarut air, namun tidak dapat menjelaskan reaksi asam-basa dalam pelarut lain
atau bahkan reaksi tanpa pelarut.
Teori asam basa Arrhenius hanya terbatas sifat
asam dan basa pada molekul, belum mampu menjelaskan sifat asam dan basa ion
seperti kation dan anion.
Tidak menjelaskan mengapa beberapa senyawa,
yang mengandung hidrogen dengan bilangan oksidasi +1 (seperti HCl) larut dalam
air untuk membentuk larutan asam, sedangkan yang lain seperti CH4 tidak.
Tidak dapat menjelaskan mengapa senyawa yang
tidak memiliki OH-, seperti Na2CO3 memiliki karakteristik seperti basa.
Asam dan basa dapat dikelompokan
menjadi asam basa monovalen dan asam basa polivalen. Asam basa monovalen yaitu
senyawa yang valensi asam atau basa adalah satu.
1. Asam Lemah Monovalen
Contohnya : Asam Asetat
Ch3cooh H+ +
Ch3coo-
2. Basa Lemah Monovalen
Contohnya : Natrium Hidroksida
Nh4oh Nh4+ +
Oh-
Sedangkan
asam basa polivalen yaitu senyawa yang valensi asam atau basa adalah lebih dari satu. Asam dan
basa polivalen mengion secara bertahap dan tiap tahap memiliki nilai tetapan
kesetimbangan sendiri.
Contohnya : Asam sulfat
H2SO4 H+
+ HSO4-
HSO4- H+
+ SO42-
Pasangan asam-basa konjugasi secara
singkat yaitu asam makin lemah, basa konjugasinya makin kuat.
Ka x Kb = Kw
2.2.2. Teori Asam Basa Brønsted-Lowry (Bronsted
dan Lowry)
Teori asam basa Brønsted-Lowry
didasarkan pada transfer proton.
Asam
adalah spesies pemberi (donor) proton.
Basa
adalah spesies penerima (akseptor) proton.
Amfiprotik/ Amfoter: bisa bersifat
asam atau basa
Contoh : H2O, NH3,
HCH3COO, H2PO4-
HCl + H2O H3O+
+ Cl-
Asam basa
H2O + NH3 NH4+
+ OH-
Asam basa
Reaksi asam basa akan menyebabkan
reaksi perpindahan proton dari asam ke basa dan membentuk asam dan basa
konjugasi.
Asam kuat: basa
konjugasi lemah
Basa kuat: asam
konjugasi lemah
HCl + H2O
H3O+ + Cl-
Asam1 basa1
asam2 basa2
Asam konjugasi memiliki atom H lebih banyak daripada
basa konjugasinya sedangkan basa konjugasi memiliki muatan negatif lebih banyak
daripada asam konjugasinya. Semua asam basa Arrhenius adalah asam basa bronsted
lowry
H2PO4-
HPO42-
asam
konjugasi
basa konjugasi
Berdasarkan teori ini, reaksi antara gas HCl dan NH3
dapat dijelaskan sebagai reaksi asam basa, yaitu:
HCl(g) + NH3(g) →NH4Cl(s)
2.2.5. Asam
Basa Keras dan Lunak (Konsep HSAB)
Asam basa Lewis diklasifikasikan menurut sifat keras dan
lunaknya. Logam dan ligan dikelompokkan menurut sifat keras dan lunaknya
berdasarkan pada polarisabilitas unsur yang pada akhirnya dikemukakanlah suatu
prinsip yang disebut Hard and Soft Acid Base (HSAB). R.G Pearson awal tahun
1960 mengusulkan bahwa asam basa lewis dapat diklasifikasikan sebagai asam basa
lunak (soft) atau keras (hard). Asam basa lunak adalah asam basa yang
elektron-elektron valensinya mudah terpolarisasi atau terlepaskan, sedangkan asam
basa keras adalah asam basa yang tidak mempunyai elektron valensi atau yang
elektron atau elektron valensinya sukar terpolarisasi. Dengan kata lain asam
basa lunak mempunyai sifat terpolarisasi tinggi dan asam basa keras mempunyai
sifat terpolarisasi rendah. Konsep ini kemudian dikenal dengan nama HSAB yang
singkatan dari “hard soft acids and base” (asam basa keras lemah) atau yang
biasa dikenal sebagai asam basa pearson.
Ligan-ligan dengan atom yang sangat elektronegatif dan
memiliki ukuran kecil merupakan basa keras (misalnya : OH-, F-), sebaliknya
ligan-ligan dengan atom yang elektron terluarnya mudah terpolarisasi akibat
pengaruh ion dari luar merupakan basa lemah (misalnya : S2O32-, I-). Sedangkan
ion-ion logam yang berukuran kecil, bermuatan positif besar, elektron terluar
tidak mudah dipengaruhi oleh ion lain dari luar, dikelompokkan ke dalam asam
keras (contohnya : H+, Si4+), sebaliknya ion-ion logam yang berukuran besar,
bermuatan kecil atau nol, elektron terluarnya mudah dipengaruhi oleh ion lain,
dikelompokkan ke dalam asam lemah (contohnya : Ag+, Cd2+). Selain dari asam
basa keras dan lunak, terdapat juga ligan dan ion logam yang tidak termasuk
pada golongan keras ataupun lunak, yaitu golongan intermediet. Di bawah ini
adalah tabel ligan dan ion logam yang tergolong asam basa keras, lunak, dan
intermediet.
Tabel 2.1 Tabel Klasifikasi Asam
Keras, Lunak, dan Intermediet
Asam Keras
|
Asam Lunak
|
Intermediet
|
Li+, Na+, K+, Rb+
|
Tl+, Cu+, Ag+, Au+
|
|
Be2+, Mg2+, Ca2+, Sr2+, Sn2+, Mn2+, Zn2+
|
Hg2+, Cd2+, Pd2+, Pt2+
|
Pb2+, Fe2+, Co2+, Ni2+, Cu2+, Os2+
|
Al3+, Ga3+, In3+, Sc3+, Cr3+, Fe3+, Co3+, Y3+
|
Tl3+
|
Ru3+, Rh3+, Ir3+
|
Th4+, Pu4+, Ti4+, Zr4+
|
||
[VO]2+, [VO2]+
|
Tabel 2.1 Tabel Klasifikasi Basa Keras, Lunak, dan Intermediet
Basa Keras
|
Basa Lunak
|
Intermediet
|
F-, Cl-
|
I-, H-, R-
|
Br-
|
[OH]-, [RO]-, [RCO2]-, [CO3]2-, [NO3]-, [PO4]3-, [SO4]2-,
[ClO4]-
|
[CN]-, [RS]-, [SCN]-
|
[N3]-, [NO2]-, [SO3]2-
|
H2O, ROH, R2O, NH3, RNH2
|
CO, RNC, RSH, R2S, R3P, R3As, R3Sb
|
C6H5NH2
|
a.
Syarat-Syarat Asam-Basa Keras (Hard):
a) Jari-jari atom
kecil
b) Bilangan oksidasinya
tinggi
c) Polaritasnya
rendah
d) Elektronegatifitasnya
tinggi
b.
Syarat-Syarat Asam-Basa Lunak (Soft) :
a) Jari-jari atom
b) Bilangan oksidasinya
rendah
c) Polaritasnya
tinggi
d)
Ekektronegatifitasnya rendah
Jadi dari keterangan di atas dapat
disimpulkan
1. Asam keras
cenderung berikatan dengan basa keras
2. Asam lunak
cenderung berikatan dengan basa lunak
3. Interaksi asam-basa
keras cenderung bersifat elektrostatik
4. Interaksi
asam-basa lunak cenderung bersifat kovalen
c. Interaksi Asam Basa Keras dan Lunak
Berdasarkan prinsip HSAB, asam keras cenderung lebih suka
untuk berkoordinasi dengan basa keras, dan demikian juga halnya dengan asam
lunak yang cenderung lebih suka berkoordinasi dengan basa lunak. Asam keras dan
basa keras cenderung mempunyai atom yang kecil, oksidasi tinggi, kepolaran
rendah, dan keelektronegatifan tinggi. Sedangkan asam dan basa lunak cenderung
mempunyai atom yang besar, tingkat oksidasi rendah, dan elektronegatifan
rendah. Interaksi antara asam keras dan basa keras disebut dengan interaksi
ionik, sedangkan interaksi antara asam lemah dan basa lemah lebih bersifat
kovalen. Contohnya antara Cr3+ dan OH-. Cr3+ merupakan asam kuat dan OH-
merupakan basa kuat, sehinnga kedua asam basa ini akan berinteraksi secara kuat
melalui pembentukan ikatan koordinasi karena pasangan elektron bebas unsur O
pada OH- akan menempati orbital kosong yang ada di Cr3+.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari pembahasan atas dapat disimpulkan Lavoisier mendefinisikan asam
sebagai zat mengandung oksigen karena pengetahuannya akan asam kuat hanya
terbatas pada asam-asam okso dan karena is tidak mengetahui komposisi
sesungguhnya dari asamasam halida, HCI, HBr, dan HI.
Basa dapat dikatakan sebagai lawan dari asam. Jika asam
dicampur dengan basa, maka kedua zat itu saling menetralkan sehingga sifat asam
dan basa dihilangkan.
B.
Kritik Dan Saran
Didalam
penulisan makalah ini, penulis menyadari selaku manusia biasa yang tak luput
dari lupa dan salah, maka dari itu penulis sangat mengharapkan Kritikan maupun
Saran dari Dosen, teman-teman Mahasiswa, atau siapa saja yang membaca makalah
ini. Dari itu kurang maupun lebihnya penulis mengucapkan banyak terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Chang, Raymond. 2003. Kimia Dasar Jilid 1.
Jakarta : Erlangga.
Cotton F.A dan G. Wilkinson. 1989. Kimia Anorganik
Dasar. Jakarta: UI-Press.
Huheey, J.E., Keiter, E.A., and Keiter, R.L. 1993. Inorganic
Chemistry. New York. HarperCollins College Publisher.
Petrucci, Ralph. H.1985. Kimia Dasar Jilid 1.
Jakarta : Erlangga.
Anonim. 2013. Materi Kimia Kelas X Asam Basa.
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-smk/kelas_x/asam-basa/ pada
tanggal 3 Mei 2015 pukul 13.00.
Anonim. 2013.http://santrinitas.wordpress.com. Di akses pada
3 Mei 2015 pukul 13.00.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar